Januari
04
Akhlak merupakan tujuan akhir dari pendidikan Islam, karenaRasulullah saw.
ditutus ke muka bumi adalah dalam rangka untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia. Karena itu, bagi umat Islam akhlak menjadi sangat penting untuk
mendasari seluruh tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu pula,
penanaman akhlak kepada anak-anak dan generasi muslim sangat penting sejak usia
dini atau anak-anak,agar kelak ketika dewasa, mereka bisa menjadi generasi
penerus yang berkahlak karimah.
Tidak ada teori yang pasti memang dalam menanamkan akhlak kepada
manusia. Rasulullah sendiri mengajarkan akhlak kepada parasahabat dengan cara
yang bermacam-macam, yang dimulai dari dirinyasendiri sebagai suritauladan dan
sebagainya. Namun tentunya ada cara-cara yang efektif dan tidak efektif dalam
penanaman akhlak tersebut.Salah seorang ulama besar, yang sangat peduli kepada
penanamanakhlak ini adalah imam Al-Ghazali dalam kitab Ihyaululumuddin-nya.
Diamemiliki kiat-kiat tertentu dalam penanaman akhlak kepada anak,terutama yang
dilakukan oleh orang tua, sehingga akhlak mereka menjadibaik.
Al-Ghazali meringkas metode mendidik akhlak pada usia anakdalam bentuk
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan orang tuakepada anaknya. Metode
tersebut adalah:
1. Orang tua harus mendidik, mengarahkan dan mengajarkan anaknya budi
pekerti yang baik dan memeliharanya dari teman-teman yang berakhlak jelek.
2. Tidak menjadikan anak-anak senang bersolek dan senang kepada sesuatu
yang glamor, supaya tidak terbiasa bersenang-senang, yangakan meyulitkan
perkembangannya setelah itu.
3. Jika orang tua melihat anaknya memiliki daya hayal yang tinggi
dancita-cita yang tinggi dalam kehidupan, maka ketahuilah bahwa dia memiliki
akal yang cemerlang dan perkembangan akalnya sedini inimerupakan perkara yang
besar. Maka demi kebaikan perkembangannya, dia perlu dibantu dalam pendidikan
dan pengajaran.
4. Ketahuilah bahwa kejahatan yang pertama kali mempengaruhi seorang anak
adalah ketamakannya pada makanan, karena itu,seharusnya orang tua mendidik
anaknya dalam hal ini,membiasakannya mengambil makanan dengan tangan kanannya,
dan memulai dengan ucapan basmalah.
5. Membiasakannya memakai pakain yang sopan dan bersahaja.
6. Dalam mendidiknya berpedoman pada prinsip pujian dan hukuman.Namun
hukuman tidak diberikan dalam segala perkara, melainkan dalam perkara-perkara
tertentu. Begitu juga dalam memberikan hukuman sebaiknya tidak dilakukan secara
kasar dan terang-terangan agar anak tidak bertambah nakal.
7. Melarangnya tidur siang dan melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi,
karena biasanya seseorang tidak melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi
kecuali sesuatu yang buruk, serta membiasakannya untuk bergerak dan berolah
raga.
8. Melarangnya agar tidak menyombongkan diri kepada teman-temanya atas apa
yang dimilikinya atau dimiliki orang tuanya, dan membiasakannya untuk bersikap
tawadu’.
9. Membiasakannya agar senang memberi bukan meminta-minta walaupun miskin.
10.Membiasakannya berperilaku etis di dalam majlis, etis dalam berbicara dan
melarangnya untuk banyak omong.
11.Melarangnya untuk bersumpah baik jujur maupun bohong, dan membiasakannya
berbuat sabar dan tahan dalam memikul beban.
12.Membolehkannya bermain setelah belajar supaya dia memiliki semangat dan
kecerdasan baru serta tidak merasa berat dalam menangkap ilmu.
13.Menakut-nakutinya agar tidak mencuri, menipu, makan barang haram dan
akhlak tercela lainnya.
14.Apabila telah sampai pada umur tamyiz, seyogyanya orang tua tidak mempermudahnya
dalam urusan syariat.
Demikianlah beberapa kiat yang diajarkan oleh Al-Ghazali dalammenanamkan
akhlak kepada anak-anak kita, semoga para orang tuadapat menerapkan kiat-kiat
Al-Ghazali di atas, sehingga anak-anakmereka kelak menjadi anak-anak yang
berakhlak mulia.
Wallahu a’lam
Posted by Yayasan As Syahidah Tauhid in PERPUSTAKAAN UTAMA